29 Juli 2018

Cover me

di 12:23 AM
You can call me drama quenn

but if u think im happy u wrong
if u think im okay its nope

aku berdiri pada kebimbanganku, ternyata rasa sayang saja tak cukup memjawab rasa bimbang
Nyatanya aku tetap memeluk erat ketakutan ku yg aku balut sendiri
.
ketakutan pada tata nilai yg aku yakin tidak mungkin sepenuhnya bias ku lewati.
Bias…
Aku bertahan pada kemampuan ku menyesuaikan diri semampuku tetap kokoh


Dan kenapa aku bertahan?


Rasanya aku tak kan mungkin bias melempar kotoran ke muka orang tuaku .. aku tak kuasa
di tambah mereka sedang membutuhkan .. meski tak lama… mereka tetap butuh keberadaaanku walau hanya untuk menyeka, menyiapkan obat, atau menjadi selimut sbelah ranjang yg terasa sempit saat nyeri dada…
untuk mereka aku tidak bisa menciptakan pilihan.. bagi ku tak ada pilihan lagi
.
Aku ada pada kondisi yg tak tepat, tak bisa memilih dan hanya bisa BERTAHAN.
.

kalau harus ada yg luka, sakit dan patah hati biar aku saja jangan ada orang lain… klo harus ada yg menangis tiap malam biar aku saja, tanpa pertengkaran dalam perbincangan  bersama senyap.
.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya aku hanya di lamar dg kata saya lamar anak bapak tanpa di ikat apa-apa

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa keluarga pria tidak menyambut bahagia calon mantu yang istimewa. Setidaknya aku merasa beruntungnya keluarga yg memiliki ku seperti perasaan beruntungnya perasaan orang tuaku saat bersamaku.

setelah ku lewati semua, bagaimana aku berkali-kali menolak pria maupun orang tua pria yg begitu ingin meminangku..

Anti klimak kejadian hari ini, ahhh biarlah sudah aku rela.. ya sudahlah bukan itu yg utama.. pikirku
Tapi tak dapat aku pungkiri aku cemas, cemas yang luar biasa.

Tak pernah ku gambarkan pada yg lain perasaanku, aku hanya bisa bercerita pada Tuhan,
Tuhanku aku takut, aku cemas, aku harus apa?

0 komentar on "Cover me"

Posting Komentar

29 Juli 2018

Cover me

You can call me drama quenn

but if u think im happy u wrong
if u think im okay its nope

aku berdiri pada kebimbanganku, ternyata rasa sayang saja tak cukup memjawab rasa bimbang
Nyatanya aku tetap memeluk erat ketakutan ku yg aku balut sendiri
.
ketakutan pada tata nilai yg aku yakin tidak mungkin sepenuhnya bias ku lewati.
Bias…
Aku bertahan pada kemampuan ku menyesuaikan diri semampuku tetap kokoh


Dan kenapa aku bertahan?


Rasanya aku tak kan mungkin bias melempar kotoran ke muka orang tuaku .. aku tak kuasa
di tambah mereka sedang membutuhkan .. meski tak lama… mereka tetap butuh keberadaaanku walau hanya untuk menyeka, menyiapkan obat, atau menjadi selimut sbelah ranjang yg terasa sempit saat nyeri dada…
untuk mereka aku tidak bisa menciptakan pilihan.. bagi ku tak ada pilihan lagi
.
Aku ada pada kondisi yg tak tepat, tak bisa memilih dan hanya bisa BERTAHAN.
.

kalau harus ada yg luka, sakit dan patah hati biar aku saja jangan ada orang lain… klo harus ada yg menangis tiap malam biar aku saja, tanpa pertengkaran dalam perbincangan  bersama senyap.
.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya aku hanya di lamar dg kata saya lamar anak bapak tanpa di ikat apa-apa

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa keluarga pria tidak menyambut bahagia calon mantu yang istimewa. Setidaknya aku merasa beruntungnya keluarga yg memiliki ku seperti perasaan beruntungnya perasaan orang tuaku saat bersamaku.

setelah ku lewati semua, bagaimana aku berkali-kali menolak pria maupun orang tua pria yg begitu ingin meminangku..

Anti klimak kejadian hari ini, ahhh biarlah sudah aku rela.. ya sudahlah bukan itu yg utama.. pikirku
Tapi tak dapat aku pungkiri aku cemas, cemas yang luar biasa.

Tak pernah ku gambarkan pada yg lain perasaanku, aku hanya bisa bercerita pada Tuhan,
Tuhanku aku takut, aku cemas, aku harus apa?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Simpony Bahagia Hidupku Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez